running text

*** “Sebaik-baik manusia adalah orang yang selalu memberi manfaat kepada manusia lain.” (HR Muttafaqun Alaih) ***

Minggu, 12 Agustus 2012

SOLIDARITY are SOLI-DIE-RITY now!

Pernah dengar istilah kekompakan?
kebersamaan?
kesetiakawanan?
dan ke-an ke-an lainnya yang menandakan bahwa manusia adalah makhluk sosial?

Kalau tidak, coba pastikan apakah anda memang manusia atau bukan.
Bila pernah, apakah anda yakin hal itu masih ada?
Atau hanya sekedar salah satu kata terindah yang pernah diciptakan manusia zaman dulu?
Zaman dimana tak ada kata individualistis.


Bagi sebagian orang solidaritas itu berharga, amat berharga, begitu pula bagi saya.
Tapi, ITU DULU!
Setelah hari ini saya akan berfikir ulang untuk percaya hal itu ada.
Bukan kenapa-kenapa, saya takut gak punya teman yang komitmennya bisa dijaga.
Karena sebagian orang pasti lupa, terutama udah dapat apa yang diinginkannya.
lalu kita? 
EMANG LU SIAPA???!!!

Hari ini? YA HARI INI.
kenapa? 
Tak perlulah diceritakan, yang jelas saya cuma ingin berpesan.
Silahkan sekarang anda gembira, tapi yakinlah itu takkan lama,
karena saat orang tau seperti apa anda, maka itulah awal anda akan binasa.

Saya tak bilang saya banyak berjasa, saya cuma kecewa karena tak tau kemana hilangnya suara-suara yang dahulu meneriakkan kebersaman?
Saya korbankan apa yang ada dalam benak, ikut turut dengan apa yang dianggap terbaik,
Tapi sekarang apa?
Tak tergerakkah hati anda untuk memperjuangkan apa yang menjadi hak saya?
Atau setidaknya mendapatkan hal seperti anda, bukankah kita seiya-sekata? bekerja bersama?
bertugas adil sama rata?

Pemimpin itu laksana menara, ditopang oleh pilar-pilar yang disebut anggota.
Anggota yang percaya tampuk kepemimpinan yang baik ada di tangan anda.
Itulah yang membuat anda gagah dan berwibawa
Tapi saat mereka kecewa, hilanglah semua,
Yang ada hanya seonggok daging tak berguna,




Jumat, 20 Juli 2012

MARHABAN YAA RAMADHAN

Tak terasa Sya'ban tlah berlalu, Ramadhan pun tlah menunggu,
Puji syukur Yaa Allah, Dzat Maha Pengasih dan Maha Pemurah,
Masih Engkau perkenankan hambamu bertemu dengan bulan penuh ampunan.
Marhaban Yaa Ramadhan,

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1433 H

Minal Aidin Wal Faidzin,
Mohon Maaf Lahir dan Bathin.



Rabu, 06 Juni 2012

Dear Bapak MENKOMINFO,

* Kalau anda merasa aneh dengan judul post diatas, ketahuilah bahwa saya juga begitu.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Dear pak menteri,
Ini hari keenam pasca diberlakukannya kebijakan interkoneksi berbasis biaya, dan saya belum mengisi pulsa saya Pak, bukan karena saya tidak ada uang, tapi karena sampai sekarang saya belum paham benar dengan tujuan diberlakukannya kebijakan tersebut. Yang jelas semenjak kebijakan itu ditetapkan, provider yang saya gunakan hanya memberi kuota 20 sms untuk tujuan operator lain. Hal serupa juga dirasakan teman saya yang providernya juga memberikan kuota yang sama, padahal sebelumnya kami mendapat jatah ratusan bahkan ribuan, Pak.

Pak menteri,
Apakah Bapak pernah bertemu dengan seseorang yang nyaris kena serangan jantung karena kehabisan pulsa yang baru dibelinya beberapa saat sebelumnya? Ya, dia memang seorang maniak sms, karena dapat dipastikan dalam sehari dia mengirimkan tak kurang dari 200 sms kepada teman-temannya, dan Bapak tau, teman-temannya adalah pengguna provider yang beragam. Bukan Pak, dia bukan pengirim sms spam! Dia hanya seorang muslim yang selalu mengirimkan tausiah singkat kepada teman-temannya, karena menurutnya itu sarana Amar Ma'ruf Nahi Munkar yang dapat dengan konsisten dia kerjakan. Dan tidak ada satu orangpun dari teman-temannya yang mengeluh atas sms penyejuk hati tersebut.

tidak akan ada lagi sms
gratis antar provider
Apakah masyarakat menengah kebawah dan mahasiswa idealis seperti saya harus memiliki Smartphone seperti buatan RIM atau yang berbasis Android dengan fasilitas massenger keren untuk dapat eksis dan bersosialisasi Pak? Lagian, (IMHO) kebijakan ini hanya menguntungkan provider dan pengelola traffic, bukan masyarakat atau konsumen. Provider bisa dapat banyak keuntungan dari penggunanya, sedangkan pengelola traffic bisa lebih santai dalam bertugas (CMIIW).

Bapak yang terhormat,
Tanpa bermaksud su'uzon nih Pak, saya berharap semoga saja kebijakan ini memang dibuat dengan maksud yang baik demi kemajuan bangsa, bukan karena motif ekonomi atau politik semata. 

Wabillahi Taufiq Wal Hidayah
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Selasa, 05 Juni 2012

DeathLine!

     Hari ini H-11 untuk batas akhir pengumpulan semua tugas yang ada di semester ini. Memang sih, banyak yang bilang kalau mahasiswa itu punya kekuatan "Ngebut Di Ujung" yang artinya kurang lebih baru bernafsu mengerjakaan tugas di akhir batas waktu akhir dan kebanyakan mereka gagal total sukses melakukannya.

     Tapi kalau anda berada dalam posisi saya, apa yang akan anda lakukan? Saya memiliki 9 mata kuliah di semester ini dan hampir seluruhnya punya tugas yang harus diselesaikan pada waktu yang sama, akhir semester dan itu berarti 11 HARI LAGI!

     1 film pendek, 1 video clip, 2 reportase televisi, 1 iklan radio! Belum lagi tugas paper untuk beberapa mata kuliah lain. Apabila waktu yang lalu ada dispensasi dari dosen untuk mengumpulkan tugas sebelum batas akhir penyerahan nilai mahasiswa ke pihak akademik, namun kali ini dipastikan bahwa TIDAK ADA DISPENSASI! Know why? karena seminggu kemudian adalah waktu meninggalkan kota ini  untuk Kuliah Kerja Nyata! The deadline is really DEATH LINE!

*Bagi anda yang membaca ini sebelum tanggal 16 Juni 2012, saya mohon doanya, semoga dapat mengakhiri semester ini tanpa jarum infus di lengan. 

Senin, 04 Juni 2012

NEW WORLDS

      Banyak sebenarnya yang ingin saya tulis tapi gak tau harus mulai darimana. Setelah terabaikan selama beberapa bulan, entah mengapa saya ingin sekali posting sesuatu di blog saya ini. Dan kali ini yang terfikir malah tentang dunia baru yang sedang saya nikmati, STAND UP COMEDY.

         Saya sendiri lupa entah mengapa saya bisa kenal dengan dunia ini. Dunia yang menurut saya seperti "Roller Coaster tanpa finish" karena menantang, berbahaya, namun mengasikkan. Menantang karena menuntut keberanian, kekuatan mental, serta kemampuan komunikasi yang sangat baik dalam menyampaikan meteri lawakan, sehingga mampu membuat penonton tertawa. Berbahaya karena bisa merusak image dan kepercayaan diri bagi yang tidak mampu menghadapi tantangannya. Namun mengasikkan saat anda berhasil membuat satu saja orang tertawa dan memaksa anda mencoba lagi agar lebih banyak orang yang tertawa.

      Yang jelas, ini bermula ketika tanpa sengaja saya menemukan video Ebisu Muscats Stand Up Comedy(SUC)-nya mas Pandji Pragiwaksono di Youtube. Video yang mampu mengocok perut saya secara maksimal, dan mampu menghipnotis saya hingga tak bosan untuk mengulang-ulang video ini. Dan ternyata saat itu SUC memang telah mewabah di Indonesia, bahkan sampai di kota saya, Pekanbaru. Saya akui memang sepertinya saya sedikit terlambat mengenal dunia ini, but its okey. 

        Pasca keterlambatan saya mengenal SUC, hingga melewatkan STAND UP NITE 1 di Pekanbaru (Headlinernya koh Ernest Prakasa, Mongol, dan Mo Sidik) ternyata saya memperoleh informasi bahwa ada dua orang di kampus yang "berpotensi" saya kenal yang telah lebih dulu bergabung dengan komunitas SUC di Pekanbaru. (Rencananya saya mau nyebut si Faqih sama Randy, tapi gak jadi aja). Mereka berdua ternyata sudah level diamond (seperti MLM) karena sudah punya banyak fans (ayey!). Modal nekat, saya beranikan diri untuk datang ke Plasa Soto, venue Open Mic mingguan, melihat secara langsung dan beruntung si Randy memberikan respon kepada saya malam itu, hingga batal "FOOLS NITE" yang saya bayangkan. Dan entah mengapa muncul ide itu, MEMBENTUK KOMUNITAS SUC KAMPUS, di kampus saya yang notabene isinya orang-orang yang *ah sudahlah!

SUC UIN SUSKA bareng Soleh Solihun
dan Acho di SUN#2
       Dan setelah mempersiapkan nyaris masak, dengan modal seadanya, publikasi pas-pasan, kemampuan tingkat  dasar, dan keberanian untuk berjalan meraba-raba akhirnya ide itu TEREALISASI. Terbentuklah KOMUNITAS SUC UIN SUSKA RIAU dengan anggota awal 12 orang pada 2 Maret 2012. Dan hingga kini, di usianya yang menginjak 3 bulan komunitas ini perlahan-lahan mulai menancapkan tajinya di dunia per-SUC-an kampus, khususnya UIN Suska (yaiyalah!) dengan program dan kegiatan yang menghibur. Semoga kedepannya komunitas ini semakin solid, dan mampu berbicara banyak.

         Terakhir, bagi anda yang membaca ini, ingatlah bahwa anda tidak diwajibkan tertawa saat seorang comedian ngomic, namun tunjukkanlah respect anda kepada mereka yang berusaha mambuat anda dan orang lainnya tertawa. Respect others then others will respect you.


New Domain

     It's my new domain. Gak ada yang berubah kok, cuma domainnya aja. Kalau biasanya mampir kesini lewat www.jhoniakbar.blogspot.com sekarang cukup www.jhoniakbar.co.cc.

    Semoga gak cuma nama domainnya aja yang berubah, tapi juga isinya bisa jadi lebih menginspirasi, memberikan pengetahuan baru, bahkan memprovokasi pembaca! :D

      Kalau gak suka isinya, jangan dimaki-maki karena cuma bakal nambah dosa. Cukup klik tanda silang di sudut kanan atas layar monitor anda.

Rabu, 18 Januari 2012

Desain Logo Broadcasting



Desain logo konsentrasi Broadcasting yang dibuat sebagai tugas mata kuliah Desain Grafis,

Tema dasarnya adalah Words logo, dimana apabila diamati maka gambar daun di kiri menggambarkan huruf B (terbalik) dan huruf R yg membentuk akronim dari Broadcasting.

Daun berhelai 3 menggambarkan Tri Dharma Perguruan tinggi, dan juga letak Broadcasting sendiri (diantara Art, Sciens, and Religion)

Kenapa daun?? karena daun memberikan banyak filosofi kehidupan seperti KEMANDIRIAN, KEMAMPUAN ADAPTASI, PRODUKTIFITAS, KEANEKARAGAMAN MANFAAT, KESEIMBANGAN, DAN KEINDAHAN.

Warna yang digunakan adalah hijau dan coklat, yang selain karena memang merupakan warna general untuk daun dan batangnya, hijau yang berkesan "sejuk" dapat berarti kesegaran, kealamian, dan pembaharuan (sangat populer di jazirah arab), sedangkan warna coklat yang lebih "netral" dapat berarti kepercayaan, kedewasaan, keseimbangan dan daya tahan

#UJIAN,...


Waaaaahhh, udah lama banget gak posting :[
ini postingan pertama di tahun Naga 2012, :)



Catatan ini cuma opini penulis, jadi mohon maaf bagi yang tidak berkenan, :)

#UJIAN,...

Yups, mungkin itu adalah kata yang menjadi trending topic saat ini, khususnya bagi mahasiswa-mahasiswi dari "Kampus Islami Madani" UIN Suska Riau. Mulai senin lalu (16/01) hingga beberapa hari kedepan para rekan sejawat akan "bertempur" menghadapi serbuan soal demi soal dari setiap mata kuliah yang diambil semester ini.

Nah, kini kita fokuskan saja ini perhatian kita ke  Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikas UIN Suska Riaui. (karna lebih mudah diamati oleh penulis, hehehe)

Seperti biasa, ujian selalu identik dengan peraturan dan tata tertib yang super ketat. Demikian pula halnya yang terjadi di FDIK pada momen UAS kali ini. Setidaknya, dari pengumuman tata tertib ujian yang terpampang di setiap ruang ujian tak kurang dari belasan poin tata tertib yang tercantum mulai dari pakaian, KRS, larangan atribut, waktu, hingga mengenai pengawas ujian ada di sana. Yah, meskipun bisa dikatakan lumrah, namun ada beberapa poin yang menjadi perhatian penulis, diantaranya:
1. Setiap peserta ujian harus membawa KRS, bagi peserta ujian yang tidak membawa KRS tidak dibenarkan mengikuti ujian.
2. Peserta ujian harus berpakaian:
       a.Mahasiswa : Baju kemeja putih POLOS, celana hitam, dan pakai sepatu
       b.Mahasiswi : Jilbab Putih, baju kurung putih POLOS, rok hitam dan pakai sepatu
3. Selama ujian berlangsung, tidak dibenarkan membawa buku catatan, kecuali bagi ujian yang bersifat OPEN BOOK
4. Peserta ujian tidak dibenarkan keluar ruangan selama ujian berlangsung, dll

Nah, ini dia saatnya kita bahas satu-persatu poin yang menjadi perhatian penulis.

Pertama, bahwa seluruh peserta ujian harus membawa KRS, SEPAKAT BANGET. Tapi, (IMO) knapa harus ada sanksi tidak dibenarkan ikut ujian bagi yang gak bawa? Rasionalisasinya seperti inii, kalo mahasiswa tidak membawa KRS pada waktu ujian, di waktu mendatang masih punya kesempatan untuk dapat tanda tangan KRS dari dosennya, tapi kalau sampai dilarang ikut ujian, siapa yang bisa jamin kalau si mahasiswa yang tidak membawa KRS akan bisa ujian susulan dan dapat nilai??? Salah satu peraturan yang melemahkan advokasi mahasiswa.

Kedua, mahasiswa dan mahasiswi harus berpakaian Putih-Hitam POLOS. Know What? sampai saat ini penulis belum tau alasan yang rasional  kenapa ada peraturan seperti ini. Apakah dengan memakai pakaian putih-hitam maka mahasiswa akan lebih mampu menjawab soal ujian dengan benar?? Apakah dengan begitu akan mampu mengurangi perilaku menyontek mahasiswa??? atau, apakah tanpa berpakaian putih-hitam akan menghambat proses ujian???  TIDAK, TIDAK, TIDAK-lah jawabannya. Memang keliahatannya kompak dan rapi, tapi sama sekali tidak urgent. Apakah sebelum ditetapkan tata tertib tersebut seluruh pihak yang terkait sudah benar-benar memikirkan masak-masak mengenai hal ini. Bagaimana kalau ada mahasiswa yang ujian dari senin sampai sabtu sementara cuma punya baju "putih polos" cuma satu? Bagaimana kalau ternyata ada mahasiswa yang tidak punya baju "putih polos"? Bagaimana bila waktu yang seharusnya digunakan oleh mahasiswa untuk belajar harus tersita hanya karena harus mencuci baju atau mondar-mandir minjam baju kepada temannya?  belum lagi permasalahan harus menggunakan baju "PUTIH POLOS" yang benar-benar POLOS, karena penulis sendiri baru saja melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana wajah sedih dan kecewa para "KORBAN PUTIH POLOS" yang diusir dari ruang ujian hanya karena menggunakan baju putih "tidak polos". Masalah yang kompleks, ironis, dan tragis  menurut penulis.

Ketiga, OPEN BOOK??? Penulis rasa itu adalah salah satu peraturan yang "manusiawi"  diantara peraturan-peraturan lainnya. Bukan karena penulis bermasalah dengan metode CLOSE BOOK, tapi bukankah seharusnya metode yang paling tepat dalam menguji mahasiswa adalah dengan soal-soal yang bersifat pengembangan masalah atau kasuistik yang mampu merangsang pemahaman mahasiswa terhadap materi. Mahasiswa bukan anak sekolahan lagi yang dituntut harus hafal dengan apa yang disampaikan oleh dosennya ataupun yang terdapat dalam buku-buku literatur (karena terkadang dosennya juga harus lihat buku pada saat menyampaikan materi perkuliahan, hehehe). 

Dan yang Terakhir, mahasiswa dilarang keluar ruangan saat ujian berlangsung. Mungkin, peraturan ini dibuat untuk mengantisipasi suasana yang kurang kondusif saat ujian berlangsung atau mengantisipasi peserta ujian yang mau mencari jawaban di luar ruangan (seperti liat catatan yang ditinggalkan diluar, googling pake hape, atau tanya sama teman diluar, *penulis tau karna dulu juga pernah seperti itu). Peraturan ini juga membuktikan bahwa pembuat peraturan ini sudah lumayan hafal dengan trik-trik mahasiswa (WASPADALAH, WASPADALAH!).  TAPI GIMANA KALAU MISALNYA TIBA-TIBA ADA GEMPA??? apa masih tetap gak keluar juga? Karena bagaimanapun peraturan tetap peraturan yang harus dilanggar, eh maksudnya dipatuhi.
(poin yang terakhir itu cuma intermezo aja kok, :) )

Nah, melihat hal diatas, penulis menilai sudah sepatutnyalah para pelaksana peraturan (mahasiswa, red) diikutsertakan dalam setiap proses pembuatan keputusan. Jadi, tidak hanya para pembuat peraturan saja yang duduk bersama dan kemudian melahirkan peraturan yang mungkin akan mengalami kontra dari para pelaksananya. Jadi, selalu tercipta sinergitas antara pimpinan dan juga mahasiswa menuju Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang lebih baik lagi. Ingat, pemimpin yang baik adalah yang mampu nemahami apa yang diinginkan oleh rakyatnya. (kalo gak nyambung, di sambung-sambungin aja deh!)